Kamis, 18 Maret 2010

Kasus Cyber Crime

HANOI - Kejahatan internet yang semakin merajalela, ternyata terus
membuat pengguna komputer mengalami kerugian materi yang tidak sedikit.
Di Vietnam, cyber crime berhasil membuat kerugian mencapai USD1,76
miliar atau sekira Rp1,8 triliun.
Namun ironisnya, banyak perusahaan di Vietnam tidak mempunyai sistem
keamanan yang mumpuni. Selain itu, kurangnya perlindungan terhadap
penjahat cyber menyebabkan hampir 60 juta komputer yang terinfeksi virus
dan 461 situs diserang oleh hacker.
Seperti yang dilansir Vietnam News Agency, Kamis (26/3/2009), tahun lalu
dari 40 kasus kejahatan dunia maya. Telah menyebabkan negara Uncle Ho itu
mengalami kerugian sedikitnya USD1,76 miliar. Dan tentu saja, ini membuat
Vietnam ketar-ketir.
Ini semakin diperparah dengan minimnya sistem pengamanan di berbagai
perusahaan. Dari data yang dikeluarkan, tujuh puluh persen perusahaan belum
memiliki perjanjian resmi tentang sistem keamanan internet. Bahkan delapan
puluh persen, tidak mengetahui informasi tentang sistem informasi keamanan
yang jelas.
Untuk itulah, demi melindungi asetnya, Vietnam tengah menggeber
penggunaan sistem keamanan yang memadai bagi perusahaan. Terlebih,
pertumbuhan internet di sana sangat menunjang pertumbuhan ekonomi
mereka.

SINGAPURA - Penggunaan media internet oleh para teroris di Asia
Tenggara menunjukan peningkatan yang signifikan, kelompok yang sering
dituding oleh dunia barat sebagai ekstrimis itu menggunakan ranah maya
untuk menyebarkan ide radikal, merekut serta melatih para anggotanya.
Temuan yang dilakukan oleh Sekolah Internasional S Rajaratnam Singapura
dan Institut Strategi Kepolisian Australian memberitahu kalau, banyak pihak
keamanan di Asia Tenggara yang sukses bisa mendeteksi keberadaan sebuah
bom, tapi mereka tidak mengerti bagaimana bom itu dibuat.
"Indikasi yang menunjukan kalau peningkatan ini terjadi salah satunya
adalah, makin banyaknya kelompok ekstrimis mengunggah video melalui
internet mengenai cara membuat dan menggunakan bom," terang juru bicara
Sekolah Rajaratman, seperti yang dilansir AFP, Senin (20/4/2009).
Menurut data yang mereka himpun, hingga 2008 lalu sudah ada 117 situs
tentang kelompok radikal ini. Padahal, pada 2007 sebelumnya, situs seperti
ini hanya berjumlah tidak kurang dari 15 saja. Dan kebanyakan dari situs
tersebut, berbasis di Indonesia dan Filipiina
"Kita harus memperhatikan dengans serius pertumbuhan dan pergerakan
kelompok radikal online tersebut," tadas juru bicara tersebut

Jaringan Internet KPU Diserang Oleh 'Cybercrime'
Jaringan internet di Pusat Tabulasi Nasional Komisi Pemilihan Umum sempat
down (terganggu) beberapa kali. Untuk menangani kasus kriminal di dunia
maya yang biasa disebut cybercrime, Komisi Pemilihan Umum sudah
menggandeng kepolisian.
"Cybercrime polisi juga sudah membantu. Domain kerjasamanya antara KPU
dengan kepolisian," kata Ketua Tim Teknologi Informasi KPU, Husni Fahmi,
di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 15 April
2009.
7. Informasi lebih lengkap dapat diakses di
http://techno.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/04/20/55/212093/makin-canggih-teroris-
asia-tenggara-gunakan-internet/makin-canggih-teroris-asia-tenggara-gunakan-internet

Menurut Husni, tim kepolisian pun sudah mendatangi Pusat Tabulasi
Nasional KPU di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat itu. Mereka akan mengusut
adanya dugaan kriminal dalam kasus kejahatan dunia maya dengan cara
meretas. "Kami sudah melaporkan semuanya ke KPU. Cybercrime sudah
datang," ujar dia.
Sebelumnya, Husni menyebut sejak tiga hari dibuka, Pusat Tabulasi berkali-
kali diserang oleh peretas. "Sejak tiga hari lalu dimulainya perhitungan
tabulasi, sampai hari ini kalau dihitung-hitung, sudah lebih dari 20 serangan,"
kata Husni, Minggu (12/4).
Seluruh penyerang itu sekarang, kata Husni, telah diblokir alamat Internet
Protocol-nya oleh PT Telkom. Tim TI KPU bisa mengantisipasi serangan
karena belajar dari pengalaman 2004 lalu. "Memang sempat ada yang ingin
mengubah tampilan laman tabulasi nasional hasil pemungutan suara milik
KPU, tetapi segera kami antisipasi

0 komentar: